ANALISIS PENANGANAN BANJIR DAS JATIMULYA
(STUDI KASUS: PERUMAHAN JATIMULYA, BEKASI)
DOI:
https://doi.org/10.54564/jtsa.v18i2.5Keywords:
Banjir Bekasi, Hidrologi, Hidrolika, ABSAHAbstract
Jatimulya termasuk wilayah Bekasi dan terletak di Zona Equatorial yang mengalami hujan yang lebat sepanjang tahun. Hujan lebat yang turun secara terus-menerus dengan durasi beberapa hari dapat mengakibatkan banjir besar. Keterbatasan lahan di perkotaan mengakibatkan terjadinya intervensi kegiatan perkotaan pada lahan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah konservasi dan ruang terbuka hijau. Penyempitan luas daerah resapan air tidak bisa dihindari sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan yang berakibat banjir. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut: (1) Menghitung besarnya debit banjir yang terjadi di saluran Jatimulya.(2)Menghitung kapasitas kondisi saluran existing.(3) Menganalisis alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi banjir. Metoda yang dipakai untuk menelaah banjir Jatimulya adalah : pengumpulan data curah hujan, peta tata guna lahan, peta genangan, peta rupa bumi, data memanjang dan melintang saluran Jatimulya. Analisis hidrologi dibantu dengan software yang dikeluarkan Subdit PSDA dan analisis hidrolika menggunakan software HECRAS. Analisis curah hujan menunjukkan debit banjir pada segmen hulu-Kali Malang dan Kali Malang Sasak- Jarang masing-masing diperoleh 33.74 m?/s dan 36.93 m?/s, dengan perhitungan kala ulang 25 tahun. Debit banjir kala ulang 25 tahun segmen Sasak Jarang- Rawa Kalong adalah 37.74 m?/s dan segmen Rawa Kalong-CBL sebesar 58.33 m?/s. Perhitungan kapasitas saluran rencana berurutan keempat segmen adalah 14.8 m² (4m x 3.7 m), 15.3 m² (4.5 m x 3.4 m), 16.0 m² (5 m x 3.2 m) dan 25.8 m² (6 m x 4.3 m), sedang kondisi existing sebesar 4.2 m² (3 m x 1.4 m), 4.5 m² (3 m x 1.5 m), 12 m² (4.3 m x 2.8 m) dan 15 m² (5 m x 3 m). Kesimpulan dari data di atas adalah perlu pembesaran dimensi saluran di setiap segmen. Dimensi bangunan box culvert Tol (2mx2m), shypon kali malang (2mx2m) dan Jembatan Rawa Kalong (3mx2.4m) tidak mampu mengalirkan debit yang dihasilkan DAS Jatimulya, sehingga perlu dilebarkan menjadi masing-masing 16 m² ( 8m x 2m), 16 m² ( 8m x 2m) dan Jembatan Rawa Kalong menjadi 16.5 m² (5.5 m x 3 m).Peninggian tanggul dan pompanisasi menjadi alternatif yang dianjurkan, karena keterbatasan lahan pelebaran saluran. Pelebaran dimensi box culvert melintang jalan tol sangat sulit dan mahal sehingga disarankan kelebihan debit di alirkan oleh pompa dengan pipa pembuang melintang di atas jalan tol.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2019 Darmojo, Suardi Natasaputra
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.