ANALISIS BATAS KECEPATAN KRITIS KELUAR REL DI LENGKUNGAN R60 DENGAN KONDISI TIDAK ADA PELEBARAN DAN PENINGGIAN PADA PROYEK LRT

Authors

  • Ikhsan Rahmat Fadillah
  • Sudarwati

DOI:

https://doi.org/10.54564/jtsa.v19i1.32

Keywords:

lintasan laying, gaya sentrifugal, aus, gram, wheelbase

Abstract

LRT menggunakan jenis lintasan layang. jalurnya tidak hanya lurus melintang, tapi juga menikung. Pada tikungan, kereta akan terpengaruh oleh gaya sentrifugal, kereta akan terlempar ke arah luar. Dengan adanya radius  60 meter pada lintasan kereta LRT, terjadi getaran dan bunyi yang cukup kencang di kabin masinis, akibatnya pihak operasional LRT menurunkan kecepatan desain dari 20 km/j menjadi 10 km/j.

Kecepatan kereta yang rendah berdampak pada kedatangan kereta terlambat terutama pada saat jeda waktu keberangkatan antar kereta (headway) yang lebih cepat. Dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan pada lengkungan tersebut roda dan rel sudah terkikis (aus) dengan ditemukannya gram akibat gesekan antara roda dan rel dikarenakan Jarak gandar roda lebih besar dari pada dab rel akibatnya kereta berjalan mepet (Spiezgang) meskipun jalur tersebut dibuat pelebaran maksimum 20 mm sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No.60.

Kecepatan kritis kereta masih lebih tinggi, yaitu  48 km/jam atau terdapat selisih perbedaan sebesar 38 km/jam dengan batas kecepatan yang diterapkan saat ini yaitu 10 km/jam. Sebagai upaya peningkatan kecepatan dan menghindari tergulingnya LRV sebaiknya pada lintasan lengkung dengan radius yang kecil dilakukan peninggian (cant) dan pelebaran sepur guna mengurangi keausan yang berlebihan pada roda. Serta perlu adanya perawatan khusus menggunakan lubrikasi pada titik tersebut untuk mengurangi gaya gesekan. Agar dapat mengoptimalkan kinerja LRV penulis menyarankan penambahan kecepatan kereta kembali pada kecepatan awal desain yaitu maksimal 20 km/jam.

Published

2020-06-27

How to Cite

Ikhsan Rahmat Fadillah, & Sudarwati. (2020). ANALISIS BATAS KECEPATAN KRITIS KELUAR REL DI LENGKUNGAN R60 DENGAN KONDISI TIDAK ADA PELEBARAN DAN PENINGGIAN PADA PROYEK LRT. JURNAL TEKNIK SIPIL-ARSITEKTUR, 19(1), 105-112. https://doi.org/10.54564/jtsa.v19i1.32

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>